
Rezita Meylani Yopi, Calon bupati termuda di Indonesia tengah melakukan kampanye dialogis di salah rumah seorang warga. FOTO: (GATRA / Jason Sandroman)
Indragiri Hulu, Gatra.com – Rezita Meylani Yopi perempuan asal Indragiri Hulu (Inhu) merupakan calon bupati yang digadang-gadang menjadi calon kepala daerah termuda di Indonesia bakal salip record sang suami sebagai bupati termuda di Indonesia.
Jika tahun 2010 silam Yopi Arianto tercatat dalam record MURI sebagai bupati termuda di Indonesia pada usia 30 tahun. Maka tak berlebihan rasanya record itu mulai disalip oleh sang istri.
Berbekal dengan kepercayaan diri kalau Inhu membutuhkan pemimpin yang muda dan energik serta melanjutkan pembangunan dari pondasi suaminya menjadi dasar utama bagi perempuam 26 tahun itu maju pada pilkada serentak 9 desember mendatang.
Data yang di rangkum Gatra.com selain torehan sebagai bupati termuda di Indonesia Rezita sendiri jika dilantik juga menjadi sejarah penting di Riau khususnya Kabupaten Inhu sendiri.
Sebab untuk di Riau dan kabupaten itu sejarah menyebutkan belum pernah sama sekali ada kepala daerah dari kaum hawa yang pernah memimpin.
“Sejak tahun 1945 – 2020 ini untuk di Kabupaten kita tercatat memang belum pernah di pimpin oleh wanita, bahkan untuk provinsi kita sendiri,” ujar Supandi Kepala bagian protokoler pemkab Inhu saat di hubungi Gatra.com, Jum’at (30/10).
Sementara itu Rezita Meylani kepada Gatra.com mengatakan perihal dirinya yang digadangkan menjadi calon bupati termuda di Indonesia khususnya Inhu sendiri, menjadi tolak ukur kalau kaum milineal dan putri daerah yang mampu mengikuti kanca perpolitikan demi pembangunan yang cemerlang.
“Kita ambil contoh pak Yopi, beliau kan sudah dua priode memimpin. Artinya ini juga menjadi tolak ukur kalau masyarakat Inhu sangat percaya dengan kaula muda dan ini diterima oleh masyarakat dibuktikan dengan dua priode beliau memimpin,” kata dia.
Bahkan menurut alumnus Universita Riau ini menyebutkan sejak sebulan lalu melakukan dialog kampanye ditengah-tengah masyarakat terdapat warga yang sangat berantusias di iringi swafoto bersama.
Lebih lanjut Rezita menjelaskan langkah memantapkan dirinya ikut andil pada pilkada ini lantaran sokongan yang kuat serta kebebasan masyarakat tak terkecuali kaum milineal.
“Dukungan dari beberapa masyarakat dan kaum milineal, serta mewujudkan Inhu yang cemerlang dan pemerataan infrastruktur dari desa menjadi salah satu program utama kita dan ini menjadi masalah utama yang kita dengan ditengah masyarakat menyampaikan aspirasi mereka,” ujar perempuan kelahiran desa Japura itu.
Rezita bercerita bahkan dimasa pandemi Covid-19 saat ini dirinya sedikit kwalahan saat melakukan kampanye dialog bersama masyarakat. Pasalnya selain mereka yang dituntut untuk patuh pada protokol kesehatan namun tak lurus dengan antusiasme warga yang hadir disetiap acara yang di taja oleh mereka.
“Tak dapat di pungkiri kita sedikit kwalahan pasalnya antusisme warga yang hadir untuk dialog kampanye itu sangat banyak, sementara kita dituntut juga harus patuh pada prokol kesehatan. Namun hal ini tak jadi hambatan bagi kita justru ini jadi penyemangat kita dalam masyarakat dengan warga serta menyerap aspirasi mereka, “tuturnya.
Toni (45) salah seorang warga Sebrida dirinya mengaku simpati melihat sosok Rezita yang berani turun ditengah-tengah masyarakat meski bahaya pandemi terus mengintai.
Kita sama-sama tahu kalau dia kan kan perempuan, sikap berani itu menjadi tolak ukur kita kalau mewakili kaula muda mampu menuju Inhu cemerlang, “ujarnya.
Sebelumnya ketua KPU Inhu, Yenni Mairida menyatakan kampanye dialogis ditaur dalam PKPU dengan syarat utama mengacu pada protokol kesehatan.
“Dengan maksimal 50 orang yang hadir dalam kampanye dialogis dengan mencatat protokol kesehatan,” ujarnya.
Gatra.com/ Jason Nababan/ Rohmat Haryadi.
Artikel ini telah tayang dilaman Gatra.com pada tanggal 30 Oktober 2020 dengan judul “Calon Bupati Termuda Indonesia Bakal Pecahkan Rekor Suami”.