
Pilkada (ilustrasi). Mayoritas responden menolak pilkada digelar bersamaan dengan Pemilu. Foto: Republika/ Wihdan
Sebanyak 53,4 persen tak setuju dan 13,4 responden sangat tidak setuju.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Index Politica merilis hasil survei terbaru terkait persepsi masyarakat terhadap isu politik dan ekonomi Indonesia. Sebanyak 53,4 persen responden tak setuju Pilkada digelar bersamaan dengan Pileg dan Pilpres pada Pemilu 2024.
Sementara itu 13,4 responden sangat tidak setuju Pilkada digelar bersamaan dengan Pileg dan Pilpres. Artinya, “66,8 persen tidak setuju kalau Pilkada serentak dibarengkan dengan Pilpres dan Pileg,” kata Direktur Eksekutif Denny Charter, Ahad (7/2).
Sementara itu, hanya 14,1 persen masyarakat setuju Pilkada serentak di 2024. Responden yang sangat setuju 1,3 persen dan setuju 12.8 persen. Baca Juga
Baca Juga
- Gerindra Ajak Pimpinan Parpol Lembata Koalisi Besar Sambut Pilkada
- Siti Zuhro: Pemilu dan Pilkada Tak Seharusnya Disatukan
- KPU Usul Pilkada Serentak Diundur Setelah Pemilu, Masa Jabatan Kepala Daerah Diperpanjang
Sebanyak 40,7 persen responden setuju Pilkada dilakukan serentak secara nasional. Kemudian 35,3 persen responden tidak setuju Pilkada dilakukan serentak secara nasional.
Untuk diketahui survei Index Politica Indonesia dilakukan pada 18 – 28 Januari 2021 terhadap 1610 responden. Survei dilakukan di 34 provinsi dengan wawancara tatap muka.
Pengambilan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error kurang lebih 1,6 persen pada tingkat kepercayaan 95,0 persen.
Republika.co.id/ Febrianto Adi Saputro/ Ratna Puspita.
Artikel ini telah tayang dilaman Republika.co.id pada tanggal 7 Februari 2021 dengan judul “66,8 Persen Responden Tolak Pilkada Bersamaan Pemilu 2024”.